SELAMAT DATANG DI BLOG PUSKESMAS MEKARSARI

Minggu, 31 Oktober 2010

MENUMBUHKAN SEMANGAT BELAJAR ANAK

Setiap orang tua pasti mengharapakan anaknya mencapai prestasi belajar yang baik. Prestasi itu tentu dapat diraih bila si anak memiliki kemauan dan semangat untuk belajar. Berikut beberapa hal yang bisa di lakukan orang Tua untuk meningkatakan semangat belajar pada anak:
  1. Memberikan motivasi. semakin kuat motivasinya smakin besar pula ia belajar. Karena itu, orang tua hendaknya memberi motivasi agar dorongan untuk belajar tumbuh dari diri anak sendiri.
  2. Menjelaskan tujauan belajar. Tujuan dapat memberi arah yang jelas bagi anak dalam belajar. dengan tujuan belajar yang di pahaminya, anak akaan lebih tekun dalam belajar.
  3. Menjelaskan manfaat belajar. Menjelaskan manfaat belajar dapat dilakukan dengan memberi contoh nyata dalam kehidupan sehari- hari di sekitar anak. Misalnya, si Anu yang tadinya pernah tidak naik kelas, akhirnya bisa lulus dengan nilai terbaik di sekolah.
  4. Memberi kesempatan belajar. Memberi kesempatan berarti juga tidak mengganggu anak pada saat sedang tekun belajar. orang tua bisa pula mengajak anak berkunjung ke tempat- tempat yang memberi suasana belajar, misalnya Perpustakaan, Kebun binatang.
  5. Menciptakan suasana bersaing. Persaingan bisa dilakukan dengan diri sendiri atau orang lain. Contohnya, orang tua mendorong anak berlomba mengejar prestasi disini tidak melulu berupa angka yang baik, tetapi juga peningkatan- peningkatan yang di capai.
  6. Mencukupi sarana belajar. Dalam memenuhi sarana belajar hendaknya sesuai dengan tingkat kebutuihan anak, karena kebutuhan mereka berbeda.
  7. Memberikan contoh.Anak akan lebih bergairah dalam belajar bila melihat orang tuanya juga selalu belajar.
  8. Memberi hadiah. Anak yang menunjukan prestasi baik dari hasil belajarnya layak mendapat hadiah. Bentuknya bisa materi, kasih sayang, perhatian, pujian dll.

                                                                               
                                                                                 SELAMAT MENCOBA



FOGGING & DBD


Musim hujan telah tiba, banjir pun tak terelakkan. Demam Berdarah, diare, dan penyakit musim hujan lainnya menakutkan kita. Akan tetapi yang (selalu) menjadi perhatian kita selama ini adalah DBD.
Maka dari itu sangatlah dianjurkan melakukan tindakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) untuk memotong siklus kehidupan nyamuk dengan Pembasmian Sarang Nyamuk (PSN). Mudah, tapi kita selalu menganggap enteng perilaku tersebut. Seakan-akan kita lebih senang mengobati daripada “mencegah”.
Lantas, bagaimana dengan  fogging? Sejauh ini,  Puskesmas Mekarsari masih melakukan kegiatan Fogging tersebut.Walaupun Daerah yang dilakukan pengasapan hanya aman dari gigitan nyamuk kurang dari 4 hari. Walaupun selama kurun waktu 4 hari itu kita aman dari kehadiran nyamuk, sebenarnya ada bahaya lainnya yang mengancam. Yaitu bahan fogging itu sendiri. Bayangkan saja bahan yang digunakan adalah air, mitan atau solar atau oli, bahkan di tambah insektis ida. Kita tahu bahwa solar mengandung senyawa belerang yang dapat membahayakan kesehatan. Sementara itu, bentuk kabut asap dapat dibuat dengan cara melakukan proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-bahan tadi. Hasil yang dominan dari proses ini adalah gas karbon monoksida (CO). Nah, gas CO ini sendiri apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, yakni ikut bereaksi dengan darah. Sedangkan insektisidanya pun, jelas membahayakan kesehatan tubuh kita. Entah itu orang yang melakukan pengasapan maupun orang-orang yang terpapar asap. Sementara itu, secara teknis pada proses pengasapan yang seringkali dilakukan kurang tepat. Bagaimana tidak, mereka justru mengasapi got-got, air taman, dll. Sedangkannyamuk Aedes sendiri sukanya hidup di air bersih. 
Akan tetapi, tujuan fogging itu sendiri tak ubahnya seperti placebo. Yakni  memberikan ketenangan psikologis bagi masyarakat. Karena Untuk menggalakan PSN  masyarakat masih banyak yang belum melaksanakan dgn baik.Pemberantasan DBD menjadi tanggung jawab kita bersama, dimulai dari informasi dan pemahaman yang tepat mengenai DBD. Tumbuhkan kepedulian Kita bukan pada diri semata tapi juga lingkungan sekitar.Smoga Puskesmas Mekarsari bersama masyarakat bisa melakukan PSN demi menyelamatkan Lingkungan dari DBD.